Management Information System (MIS)

08.41 SaraswatiCS 0 Comments

Management Information System (MIS), adalah suatu aplikasi Sistem Informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu bagi pihak manajemen. MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari benyak sumber, termasuk didalamanya Transaction Processing System/TPS. MIS menyajikan informasi yang detail, rangkuman informasi dan informasi terpilih. MIS merupakan salah satu elemen manajemen yang dirasa penting oleh banyak perusahaan.

Tujuan dari MIS sendiri adalah :
  • ·         Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
  • ·         Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
  • ·         Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

MIS juga dapat dibagi berdasarkan garis fungsionalitas yang disesuaikan dengan individu, seperti contoh :
  • ·         Memberi informasi keuangan –> MIS keuangan
  • ·         Memantau dan mengontrol aliran bahan, produk, dll. –> MIS manufaktur
  • ·         Mendukung pengembangan produk, distribusi, dll. –> MIS pemasran
  • ·         Berkaitan dengan karyawan seperti perekrutan dan seleksinya –> MIS SDM

Output dari MIS antara lain :
  • ·         Scheduled report : laporan yang dibuat secara berkala, atau pada jadwal yang telha ditetapkan, seperti harian, mingguan, atau bulanan.
  • ·         Key-indikator report : ringkasan kegiatan kritis hari sebelumnya
  • ·         Demand report : laporan yang dibuat untuk memberikan informasi tertentu atas permintaan seseorang.
  • ·         Exception report : laporan yang dibuat secara  otomatis ketika situasi mendadak (tidak biasa) atau memerlukan tindakan manajemen
  • ·         Drill-down report: laporan yang menyediakan data sedetail mungkin tentang suatu hal.


Contoh dari MIS sendiri adalah misal dari satu kota terdapat banyak Alfamart, namun hanya Alfamart pusat yang berada di kota itu yang memiliki MIS tersebut sedangkan alfamart yang lain(cabang) hanya memiliki DSS.

0 komentar:

Management By Exception

08.27 SaraswatiCS 0 Comments

Definisi Management By Exception
MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika yang berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam pengendalian sistem fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif.

Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya :
1) Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada unit kerjanya.
2) Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit kerjanya.
Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi letidalsesuaian antara Kinerja Aktual( apa yang telah dan sedang dicapai ) dengan Standar Kinerja ( apa yang harus dicapai).

Contoh :
Ω Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.

Ω Keputusan yang dapat diambil antara lain:
- Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
- Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
- Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengmbil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
Seorang manager dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggung

jawabnya hrus didukung oleh tersedianya:

0 komentar:

Pandangan Motivasi dalam Organisasi

08.15 SaraswatiCS 0 Comments

Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
  • ·         Model Tradisional

Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
  • ·         Model hubungan Manusiawi

Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
  • ·         Model Sumber Daya Manusia


McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.

Daftra Pusaka : http://ariel-bagen-sama-saja.blogspot.co.id/2013/01/pandangan-motivasi-dalam-organisasi.html

0 komentar:

Teori Motivasi

08.01 SaraswatiCS 0 Comments

Sebuah perusahaan Manufakturing, pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak. Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan Motivasi yang cukup dalam bekerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang artinya adalah “Menggerakkan”.
Dalam sebuah buku yang saya baca, dikatakan bahwa definisi dari Motivasi adalah proses-proses psikologis yang menyebabkan Stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan” (Robert Kreitner, 2014). Saat ini, telah banyak teori-teori mengenai Motivasi. Hampir semua Teori Motivasi mengemukakan keterkaitan Motivasi dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Dengan cara memenuhi kebutuhan manusia tersebut, Motivasi kerja secara otomatis akan terwujud.


Teori-teori Motivasi
Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan diantaranya adalah :
1.       Teori Hierarki Maslow
Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
·         Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
·         Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
·         Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
·         Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang.
·         Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.

2.      Teori ERG Alderfer
Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitul:
·         Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.
·         Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
·         Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
3.       Teori Kebutuhan McClelland
Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an.  Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :
·         Kebutuhan akan Pencapaian (need for achievement)
·         Kebutuhan akan Afiliasi (need for affiliation)
·         Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)

4.      Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
·         Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
·         Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.

5.       Teori Harapan Vroom
Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory.
Terdapat 3 konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
·         Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
·         Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
·         Valensi (Valence), yaitu  mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.





0 komentar:

Manajemen Pengawasan Perusahaan PT. Unilever Tbk

07.36 SaraswatiCS 0 Comments

Program – program yang dilakukan PT UNILEVER
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi.
Program yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk adalah :
Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand Unilever di antaranya:
1.     Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy)
2.     Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent)
3.     Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango)
4.     Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band)
Dalam bidang korporasi, di bawah payung Yayasan Unilever Indonesia, Unilever menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya dalam bidang, yaitu:
1.     Program pemberdayaan masyarakat/UKM                                                                (Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam)
2.     Program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat / PHBS)
3.     Program Lingkungan (Green and Clean)


PT Unilever Indonesia sebagai perusahaan multinasional bersakala besar mempunyai rasa  tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan hidup. Hal ini terwujud dengan kebijakan lingkungan hidup PT Unilever yang berkomitmen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Pengawasan ketat terhadap limbah produksi pabrik selalu dijaga dan fasilitas pengolahan limbah dengan fasilitas pendukungnya terdapat di masing-masing pabrik. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan buangan pabrik serta mendaur ulang limbah untuk dapat dipergunakan kembali. Dalam proses produksi. Dengan demikian PT Unilever mempunyai citra positif sebagai perusahaan yang peduli akan kelestarian lingkungan. Hal inilah yang selalu dijaga perusahaan yang peduli akan kelestarian lingkungan. Hal ini pulalah yang selalu dijaga oleh perusahaan selain prioritas utamanya untuk selalu menghasilkan produk berkualitas bagi para konsumennya.

0 komentar:

Penanganan Manajemen Konflik / Kasus PT Unilever, Tbk

04.47 SaraswatiCS 0 Comments

Semua berawal dari bagi – bagi es krim gratis yang kemudian dihujani protes dan kritik. Padahal, misi dari Wall’s Indonesia sebagai pihak penyelenggara sebenarnya cukup mulia yaitu memberikan perasaan bahagia sederhana di tengah kesibukan warga kota besar dengan menikmati es krim. Namun sayangnya, acara Wall’s Ice Cream Day  yang diadakan serentak di 8 kota pada 11 Mei 2014 lalu menuai protes dan kritik di dua kota yaitu, Bandung dan Surabaya. Walaupun begitu, langkah manajemen krisis yang diambil oleh Corporate Communications Unilever Indonesia selaku induk perusahaan dari Wall’s Indonesia patut diapresiasi.
Bagi yang belum tahu kronologis ceritanya, saya akan coba paparkan detailnya. Di posting kali ini, saya hanya akan membahas kasus Wall’s Ice Cream Day  di Surabaya.


11 Mei 2014
Kisah ini dimulai ketika acara bagi – bagi es krim yang dilakukan di Jalan Raya Darmo itu merusak Taman Bungkul dan jalur hijau pembatas jalan. Tidak terima dengan kondisi tersebut, Walikota Surabaya Tri Rismaharini pun langsung murka dan menuntut PT. Unilever Indonesia sebagai pihak penyelenggara ke kepolisian. Perlu diketahui, Taman Bungkul merupakan taman yang mendapat pengakuan internasional dari PBB dengan kategori: The 2013 Asian Townscape Sector Award.
Dalam menanggapi kemurkaan Risma, PT Unilever Indonesia hanya menunjuk satu orang sebagai juru bicara yang diwakili oleh Head Corporate Communication PT Unilever Indonesia, Maria Dewantini Dwianto. Maria memulai langkah manajemen krisis dengan permohonan maaf dan berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan. Maria juga meminta audiensi bertemu Risma untuk meminta maaf secara langsung dan menyampaikan kronologis kejadian.

16 Mei 2014
Saat memberikan pengarahan pada kepala sekolah se-Surabaya di SD Xi Zhong, sikap Risma mulai melunak. Risma mengatakan akan mencabut gugatannya di kepolisian karena ada beberapa oknum yang memanfaatkan nama Pemkot Surabaya untuk memeras Unilever puluhan hingga ratusan juta rupiah. Risma mengklaim laporan itu didapat dari pertemuan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dengan PT Unilever Indonesia pada Rabu, 14 Mei 2014 lalu. Menanggapi hal tersebut, Maria enggan berkomentar dan mengatakan itu bukan kompetensi dirinya untuk menjawab. Ketika ditanya soal tuntutan tersebut, Maria menegaskan PT Unilever Indonesia saat ini fokus untuk restorasi Taman Bungkul agar kembali seperti semula.

Dalam menghadapi krisis, 24 – 72 jam pertama merupakan waktu yang sangat krusial. Dalam kurun waktu tersebut, akan terlihat bagaimana media menekan perusahaan dan menentukan apakah isu tersebut layak atau tidak di-blow up ke publik. Jika perusahaan malah bersikap tidak kooperatif, no comment. Maka akan memunculkan persepsi bahwa perusahaan menutupi fakta yang sebenarnya dan jurnalis akan makin gencar menyerang perusahaan.
Dari kasus di atas, langkah yang dilakukan PT. Unilever Indonesia cukup baik. Unilever menunjuk satu orang yaitu Head Corporate Communication PT Unilever Indonesia, Maria Dewantini Dwianto sebagai penghubung antara perusahaan dengan publik. Langkah ini penting diambil untuk mengontrol informasi yang berkembang.
Langkah berikutnya yaitu mengakui kesalahan, meminta maaf, bertanggung jawab dan fokus pada perbaikan kerusakan. Dalam menghadapi krisis, perusahaan harus menunjukkan itikad baiknya untuk menyelesaikan masalah dengan bertanggung jawab.
Selain itu, perlu diperhatikan kecepatan dan keakurasian jawaban yang diberikan. Dalam menghadapi krisis, perlu kesigapan menghimpun data yang relevan dan meng-counter pertanyaan yang diajukan oleh wartawan dengan data – data akurat. Karena Public Relations bukanlah lip service semata.
Perlu diingat juga, ketika diminta keterangan tentang hal yang sensitif, spekulatif dan di luar kapabilitas, ada baiknya untuk menolak. Seperti ketika Maria diminta tanggapan soal adanya pemerasan terhadap Unilever. Maria menolak dengan alasan itu di luar kapabilitasnya. Ini penting dilakukan untuk mencegah suasana menjadi tambah parah.



Daftar Pusaka : https://michaelbliss.co/2014/05/24/studi-kasus-unilever-risma-dan-es-krim/

0 komentar: