Fungsi Manajemen dari PT. Unilever, Tbk

04.28 SaraswatiCS 0 Comments

Planning
PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat banyak orang ingin sekali bergabung dengan perusahaan besar ini. Mereka membayangkan betapa kesejahteraan dijanjikan oleh PT Uniliver kepada para pekerjanya. Hal itu dikarenakan PT Uniliver memang tidak main-main dalam memilih pekerja yang akan berkarir di perusahaannya dengan menggunakan sistem manajemen SDM yang tepat.
Manajamen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga dapat bersama-sama mencapai prestasi karir yang maksimal. Manajemen SDM sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai tenaga kerja dalam sebuah perusahaan yang merupakan manusia. Bukan hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan segala tugas untuk perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan dinikmati. Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi setiap sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.
Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua macam berdasarkan fakta kemampuan manusia dalam berfikir dan berinteraksi dengan lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber daya fisik. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang kedua adalah sumber daya mental. Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit memegang peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan. Kemampuan manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan perusahaan.
Image result for pt unilever

Perencanaan fungsi Manajamen SDM PT Uniliver Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang terkenal dengan manajemen SDM nya yang mumpuni. Bagaimana tidak, PT uniliver sangat mempertimbangkan setiap sumber daya manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di sini terbukti dengan setiap tahunnya PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik.
Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik, PT Unilever juga memiliki program manajemen SDM sendiri yang disebut dengan program latihan kerja atau LATKER. Program latihan kerja PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya sumber daya manusia dalam perusahaan.
Setelah PT Unilever berhasil merekrut beberapa orang yang akan berkarir bersama Uniliver, orang-orang tersebut akan diberikan program latihan kerja. Program latihan kerja yang dibentuk PT Uniliver dibagi dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga kerja pada tempat kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon tenaga kerja akan dilatih cara bekerja yang benar langsung pada target tetapi dengan didampingi pembimbing yang sudah sangat kompeten. Kegiatan kedua yaitu ceramah seperti perkuliahan mengenai seluk beluk berkarir di PT Unilever.
Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya terbaik yang dilakukan PT Unilever ini terbukti membuat perusahaan mampu menilai secara keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan berpotensi. Keberhasilan program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana pembimbing menilai kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam mengikuti budaya bekerja di PT Unilever.
Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Unilever terbagi menjadi tiga hal yaitu:
a.              Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program latihan kerja yang telah dijelaskan di atas.
b.             Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya manusia dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.
c.              Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Unilever menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga karyawan juga dapat merasa puas bekerja bersama PT Unilever.

Keberhasilan PT Unilever dalam menomorsatukan manajemen SDM terbukti dari berhasilnya PT Unilever meraih penghargaan dari Jepang untuk pelaksana Pruduktive Total Maintenance dan berhasl terpilih sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik di Dunia. Kepedulian PT Uniliver terhadap sumber daya manusia yang berkarir bersama di perusahaan Uniliver diatas dapat diberi suatu apresiasi sendiri. maka dari itu, semakin banyak pulalah orang-orang terbaik yang ingin berkarir di PT Uniliver.

Organizing
Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.
Produk yang dihasilkan PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue Band, Wall’s, Sunlight, Pond’s, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto.
Berikut adalah bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh Unilever Indonesia.
Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat diketahui bahwa Pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan:
  •        Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk makanan yang dihasilkan Unilever
  • ·     Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever

Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:
  •         Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua keuangan yang ada pada Unilever. 
  • Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
  •  Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
  •  Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer, merangkul customer sebanyak banyak nya.
  • Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.

Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnyadirector home dan personal care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC danMarketing HPC , setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada marketing HPC adahome care dan personal care , home care dan personal care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.
Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.

Directing
Tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha
·         Strategi pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan pribadi dan perawatan rumah tangga
·         Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika; Eropa Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.
·         Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan  kami (CRISP). Tim ini terdiri dari pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga
·         Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan
·         Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – sebuah grup yang terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)  dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.
Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup Kemitraan Kesehatan Global  dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan. Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan.

Tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha
·         Strategi pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan pribadi dan perawatan rumah tangga
·         Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika; Eropa Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.
·         Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan  kami (CRISP). Tim ini terdiri dari pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga
·         Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan
·         Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – sebuah grup yang terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)  dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.
Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup Kemitraan Kesehatan Global  dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan. Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan.
  •       Pengawasan independen: Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan   

Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif  komite pertanggung-jawaban dan reputasi perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan bahwa kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung jawab dan bahwa reputasi Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan baik.

Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang independen.
1.    Brittan (Pemimpin)
2.    Nyasulu
3.    Murthy, dan
4.    Fresco.
Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.
 Pengawasan independen: Komite Audit
Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit adalah mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam hal manajemen resiko dan kontrol, juga prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen resiko
  • ·      Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan

Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional usaha, yaitu para eksekutif Unilever.
  • ·         Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)

Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab pada pengaturan laba dan rugi dan mengantarkan pada perkembangan.Dalam hal kesinambungan, ini juga didukung oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) (sebelumnya adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan).
Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan dengan bisnis kami dan memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan kerjasama global kami.
CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan pribadi, tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum.

  •          Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever

Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – lima orang spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan. Mereka membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam mengarahkan dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Mereka adalah:
1.    Esty – Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS
2.    Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and Environmental Affairs (IPEA), Cina
3.    Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India
4.    Porritt – Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris
5.    Ruge – Director General dari Mexican government's Centre for Education and Training for Sustainable Development.
Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari Unilever Executive, Vindi Banga.

Controlling
Semakin besar perusahaan maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengawasi dan mengendalikan aktivitas perusahaan untuk mendelegasikan wewenang kepeda setiap karyawannya, sehingga dibutuhkan suatu system pengendalian yang memadai. Kegiatan penjualan memerlukan suatu pengendalian intern yang memadai. Agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari kebijakan yang sudah ada dan dari kegiatan operasionalnya guna mempertanggung jawabkan atas segala kegiatan yang sifatnya operasional, melihat begitu pentingnya penyelenggaraan aktifitas yang sifatnya operasional, maka diperlukan instrument yang mampu memberikan penilaian dan jaminan akan efektifnya suatu kegiatan operasional yaitu untuk menjaga kekayaan perusahaan, maka diperlukan system pengendalian intern untuk setiap penjualan untuk pencapaian tujuannya. Tujuan daru penelitian ini adalah untuk mengetahui system suatu pengendalian dan untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pejualan pada PT. Unilever Indonesia Tbk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk variable X yang artinya penelitian ini hanya sebatas mengungkapkan suatu permasalahan dan mencoba menemukan solusi atau pemecahan dari permasalahan yang ada. Data yang diperoleh dari kuesioner dengan jumlah responden 15 orang, dianalisis menggunakan bantuan program SPSS 16.00 dengan metode uji validitas dan reliabilitas dan kemudian menginterprestasikannya. Dan untuk metode penelitian yang digunakan untuk variabel Y yaitu deskriptif kulitatif yang artinya penelitian ini mengungkapkan menarik kesimpulan dan logis dengan data yang sudah ada selanjutnya diadakan interprestasi berdasarkan teori.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara system pengendalian intern dengan tingkat hubungan masuk kedalam kategori efektif, serta realisasi penjualan yang mencapai 108% yang artinya melebihi dari target yang telah ditentukan.


Daftar Pusaka

You Might Also Like

0 komentar: