Fungsi Manajemen dari PT. Unilever, Tbk
Planning
PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat banyak orang
ingin sekali bergabung dengan perusahaan besar ini. Mereka membayangkan betapa kesejahteraan dijanjikan
oleh PT Uniliver kepada para pekerjanya. Hal itu dikarenakan PT
Uniliver memang tidak main-main dalam memilih pekerja yang akan berkarir di
perusahaannya dengan menggunakan sistem manajemen SDM yang tepat.
Manajamen sumber
daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang dilakukan untuk
mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga dapat
bersama-sama mencapai prestasi karir yang maksimal. Manajemen SDM sengaja
dibentuk untuk mengingatkan nilai tenaga kerja dalam sebuah perusahaan yang
merupakan manusia. Bukan hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan
segala tugas untuk perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak
yang diterima dan dinikmati. Manajemen SDM di sini secara langsung akan
mempengaruhi setiap sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.
Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua
macam berdasarkan fakta kemampuan manusia dalam berfikir dan berinteraksi
dengan lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber daya fisik.
Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang dimiliki
untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang kedua adalah sumber daya mental.
Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit memegang peranan penting
dalam sumber daya manusia di perusahaan. Kemampuan manusia dalam berfikir,
menciptakan sebuah inovasi sangat memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan
perusahaan.
Perencanaan
fungsi Manajamen SDM PT Uniliver Indonesia, Tbk adalah
perusahaan yang terkenal dengan manajemen SDM nya yang mumpuni. Bagaimana
tidak, PT uniliver sangat mempertimbangkan setiap sumber daya manusia yang akan
berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di sini terbukti dengan setiap tahunnya
PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi
terbaik.
Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari
berbagai perguruan tinggi terbaik, PT Unilever juga memiliki program manajemen
SDM sendiri yang disebut dengan program latihan kerja atau LATKER. Program
latihan kerja PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya
sumber daya manusia dalam perusahaan.
Setelah PT Unilever berhasil merekrut beberapa
orang yang akan berkarir bersama Uniliver, orang-orang tersebut akan diberikan
program latihan kerja. Program latihan kerja yang dibentuk PT Uniliver dibagi
dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga
kerja pada tempat kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon tenaga kerja
akan dilatih cara bekerja yang benar langsung pada target tetapi dengan
didampingi pembimbing yang sudah sangat kompeten. Kegiatan kedua yaitu ceramah
seperti perkuliahan mengenai seluk beluk berkarir di PT Unilever.
Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya
terbaik yang dilakukan PT Unilever ini terbukti membuat perusahaan mampu
menilai secara keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan berpotensi.
Keberhasilan program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana pembimbing
menilai kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam mengikuti budaya bekerja di
PT Unilever.
Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Unilever
terbagi menjadi tiga hal yaitu:
a. Pengadaan
yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program latihan kerja yang telah
dijelaskan di atas.
b. Penggunaan
yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya manusia dengan tugas apa
yang akan menjadi tanggung jawabnya.
c. Pemeliharaan
yaitu bagaimana PT Unilever menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga
karyawan juga dapat merasa puas bekerja bersama PT Unilever.
Organizing
Unilever Indonesia
didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever
Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
Di Indonesia, Unilever
bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh,
produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.
Produk yang dihasilkan
PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto,
Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue
Band, Wall’s, Sunlight, Pond’s, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove,
Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto.
Berikut adalah bagan
struktur organisasi yang dimiliki oleh Unilever Indonesia.
Pada bagan Pembagian struktur
organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat diketahui bahwa Pembagiannya
berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing masing divisi , dan juga
dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan
pada product yang dihasilkan:
- Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk makanan yang dihasilkan Unilever
- · Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever
Pembagian kedua adalah berdasarkan
functionalnya:
- Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua keuangan yang ada pada Unilever.
- Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
- Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
- Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer, merangkul customer sebanyak banyak nya.
- Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.
Dapat dilihat pada gambar bagan
struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian director mempunyai sub
divisi yang berada di bawahnya. Contohnyadirector home dan personal
care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC danMarketing HPC ,
setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director ,
akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada marketing
HPC adahome care dan personal care , home care dan personal
care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga
segala pngaduan kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh
langsung ke director.
Walaupun demikian, karena Unilever
adalah learning organitation, maka sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak
mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di dalam divisi
ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.
Directing
Tanggung jawab perusahaan
diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi Banga,
Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever
ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha
· Strategi
pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori
produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain
rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan
pribadi dan perawatan rumah tangga
· Dilakukan
di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika; Eropa
Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.
· Dibuat
dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan,
Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan kami (CRISP). Tim ini terdiri dari
pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin
oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga
· Tata
kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung
oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan
· Tim
kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup
Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – sebuah grup yang terdiri dari
lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan yang
membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat
perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk
divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim
kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan
(CRISP) dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta
Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.
Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam
pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup
Kemitraan Kesehatan Global dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan.
Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat
Pertanian Berkelanjutan.
Tanggung jawab perusahaan
diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi Banga,
Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever
ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha
· Strategi
pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori
produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain
rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan
pribadi dan perawatan rumah tangga
· Dilakukan
di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika; Eropa
Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.
· Dibuat
dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan,
Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan kami (CRISP). Tim ini terdiri dari
pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin
oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga
· Tata
kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung
oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan
· Tim
kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup
Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – sebuah grup yang terdiri dari
lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan yang
membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat
perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk
divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim
kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan
(CRISP) dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta
Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.
Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam
pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup
Kemitraan Kesehatan Global dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan.
Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat
Pertanian Berkelanjutan.
- Pengawasan independen: Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan
Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif – komite
pertanggung-jawaban dan reputasi perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan
bahwa kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung jawab dan bahwa reputasi
Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha
dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan
baik.
Komite
ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang
independen.
1.
Brittan (Pemimpin)
2.
Nyasulu
3.
Murthy, dan
4.
Fresco.
Komite ini menguntungkan dari kedua
sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.
Pengawasan independen: Komite Audit
Salah satu tugas dari Dewan Komite
Audit adalah mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam hal
manajemen resiko dan kontrol, juga prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini
mempertimbangkan aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan
untuk mengevaluasi manajemen resiko
- · Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan
Komite Kode Etik Perusahaan,
dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode Etik
Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional
usaha, yaitu para eksekutif Unilever.
- · Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)
Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive
Officer kami, bertanggung jawab pada pengaturan laba dan rugi dan
mengantarkan pada perkembangan.Dalam hal kesinambungan, ini juga didukung oleh
tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan
(CRISP) (sebelumnya adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan).
Tugas dari tim kepemimpinan CRISP
adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan dengan bisnis kami dan
memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan
kerjasama global kami.
CRISP
terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan
pribadi, tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D,
supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum.
- Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever
Keuntungan strategi kami dilihat
dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) – lima orang
spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan.
Mereka membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam
mengarahkan dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Mereka
adalah:
1.
Esty – Dosen hukum lingkungan
hidup, Yale University, AS
2.
Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute
of Public and Environmental Affairs (IPEA), Cina
3.
Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre
for Social Markets, India
4.
Porritt – Direktur pendiri Forum
for the Future, Inggris
5.
Ruge – Director General dari Mexican
government's Centre for Education and Training for Sustainable Development.
Untuk memastikan posisi yang sesuai
antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari Unilever
Executive, Vindi Banga.
Controlling
Semakin besar perusahaan maka semakin kecil resiko yang
harus dihadapi oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengawasi dan
mengendalikan aktivitas perusahaan untuk mendelegasikan wewenang kepeda setiap
karyawannya, sehingga dibutuhkan suatu system pengendalian yang memadai.
Kegiatan penjualan memerlukan suatu pengendalian intern yang memadai. Agar
pelaksanaannya tidak menyimpang dari kebijakan yang sudah ada dan dari kegiatan
operasionalnya guna mempertanggung jawabkan atas segala kegiatan yang sifatnya
operasional, melihat begitu pentingnya penyelenggaraan aktifitas yang sifatnya
operasional, maka diperlukan instrument yang mampu memberikan penilaian dan jaminan
akan efektifnya suatu kegiatan operasional yaitu untuk menjaga kekayaan
perusahaan, maka diperlukan system pengendalian intern untuk setiap penjualan
untuk pencapaian tujuannya. Tujuan daru penelitian ini adalah untuk mengetahui
system suatu pengendalian dan untuk menganalisis factor-faktor yang
mempengaruhi efektifitas pejualan pada PT. Unilever Indonesia Tbk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif untuk variable X yang artinya penelitian ini
hanya sebatas mengungkapkan suatu permasalahan dan mencoba menemukan solusi
atau pemecahan dari permasalahan yang ada. Data yang diperoleh dari kuesioner
dengan jumlah responden 15 orang, dianalisis menggunakan bantuan program SPSS
16.00 dengan metode uji validitas dan reliabilitas dan kemudian
menginterprestasikannya. Dan untuk metode penelitian yang digunakan untuk
variabel Y yaitu deskriptif kulitatif yang artinya penelitian ini mengungkapkan
menarik kesimpulan dan logis dengan data yang sudah ada selanjutnya diadakan
interprestasi berdasarkan teori.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara system pengendalian intern dengan tingkat hubungan masuk kedalam kategori efektif, serta realisasi penjualan yang mencapai 108% yang artinya melebihi dari target yang telah ditentukan.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara system pengendalian intern dengan tingkat hubungan masuk kedalam kategori efektif, serta realisasi penjualan yang mencapai 108% yang artinya melebihi dari target yang telah ditentukan.
Daftar Pusaka
0 komentar: