Membandingkan Organisasi saat ini dengan Sejarah Organisasi yang dulu
Organisasi
zaman dahulu tidak terlalu mendapat area luas untuk beraksi atau dalam kata
lain tidak diberikan hak se bebas mungkin dikarenakan dihalanginoleh golongan
tua. Kalau yabg sekarang, organisasi pemuda lebih mengambil alsi nyata dalam
pemerintahan contohnya adalah :
Salah satu tonggak sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia adalah Sumpah Pemuda yang selalu diperingati setiap
tanggal 28 Oktober. Namun momen penting ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah
Pemuda merupakan hasil dari serangkaian perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia
sejak ribuan tahun silam dalam usaha membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Seperti kita ketahui
bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai sejak abad ke-17, dimana waktu
itu perlawanan-perlawanan secara fisik dari berbagai daerah muncul akibat
kekejaman dan penindasan kaum penjajah. Tak heran, kalau di tahun 1628 dan 1629
Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram berani menyerang kompeni hingga ke
Batavia.
Tahun
1662 – 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga mengadakan perlawanan
mengusir penjajah di Makasar. Lalu 1817 di Ambon ada Pattimura, kemudian 1825
-1830 terjadi Perang Diponegoro, demikian pula di Sumatera, Tuanku Imam Bonjol
memimpin perlawanan pada tahun 1824 hingga 1837. Perlawanan lainnya pun muncul
dengan tujuan yang sama mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Akan tetapi sangat
disayangkan, perjuangan tersebut tidak membawa hasil yang diharapkan karena
politik devide et impera yang diterapkan Belanda waktu itu mampu menaklukkan
semua perlawanan. Belanda mampu menaklukkan hampir seluruh wilayah nusantara
sehingga bangsa ini semakin mengalami penderitaan panjang.
Sadar akan hal tersebut,
para pemuda Indonesia yang memiliki semangat dan jiwa patriotisme kemudian
melakukan bentuk perlawanan dalam bentuk yang lain. Mereka melawan – bukan
dalam arti fisik – melalui organisasi Budi Oetomo yang didirikannya pada 20 Mei
1908. Momen ini kemudian dijadikan sebagai tonggak sejarah kebangkitan pemuda
Indonesia dalam pergerakan kebangsaan Indonesia, yang kemudian diakui sebagai
Hari Kebangkitan Nasional.
Beberapa
tahun kemudian tepatnya 1911 muncul Sarekat Islam yang didirikan oleh HOS
Tjokroaminoto. Setahun kemudian namanya diubah menjadi Sarekat Dagang Islam.
Selain itu di tahun yang sama, berdiri pula Indische Partai yang dipimpin oleh
tiga serangkai yaitu Danudirdja Setia Budi, Ki Hajar Dewantara dan Tjipto
Mangunkusumo. Tujuan politiknya sangat jelas yaitu untuk membebaskan Indonesia
dari penjajahan Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian dibuang karena dianggap
membahayakan kelangsungan Pemerintah Hindia Belanda melalui tulisan-tulisannya
yang tajam di surat kabar. Demikian pula gerakan dan aksi-aksi yang mereka
lakukan.
Organisasi-organisasi lain
pun kemudian bermunculan, namun belum memberikan harapan yang menggembirakan.
Mereka tetap tak mampu menghadapi dan memberikan perlawanan berarti disebabkan
perjuangan yang mereka lakukan masih sendiri-sendiri.
Setelah
menyadari kondisi seperti itu, keadaan pun lalu berubah. Para pemuda kemudian
berfusi, menyatukan diri dan mengusung rasa kebangsaan yang selama ini belum
tersentuh. Ini kemudian melahirkan Kongres Pemuda Indonesia I pada tahun 1926.
Waktu itu cita-cita persatuan menjadi tujuan utama, namun masih belum dapat
diwujudkan secara nyata.
Rasa kebangsaan dan
persatuan itu mencapai puncaknya dengan kemunculan pemuda Soekarno, anggota Jong
Java. Ia terus mengobarkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai
landasan untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda yang kemudian terkenal dengan
julukan Bung Karno ini mendasarkan perjuangan mencapai kemerdekaan pada
kekuatan sendiri, anti kapitalisme dan imperialisme serta non-cooperation atau
tak bersedia bekerja sama dengan Hindia Belanda.
Atas
prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan Kongres Pemuda
Indonesia II di Jakarta pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres dihadiri
oleh berbagai perhimpunan pemuda yang ada di Indonesia. Dalam sidang ketiga, 28
Oktober 1928 itulah kemudian dicetuskan Sumpah Pemuda yang sangat terkenal
hingga sekarang.
Sumpah Pemuda sebagai
tonggak sejarah perjuangan yang bersifat nasional, meliputi seluruh wilayah
nusantara mencapai cita-cita bersama. Pada Kongres ini pula diperkenalkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza oleh Wage Rudolf Supratman.
Kata-kata keramat yang
dicetuskan dalam Kongres II Pemuda Indonesia tersebut terus mengakar dalam diri
setiap anak bangsa. Perjuangan terus berlanjut, perlawanan terhadap Pemerintah
Hindia Belanda pun tak berhenti hingga mencapai puncak dengan
diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Rasa
kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga dengan jiwa dan
semangat Sumpah Pemuda. Jangan sampai kerja keras para pemuda pada masa
perjuangan dahulu terbuang percuma dengan kondisi Bangsa Indonesia di masa
sekarang.
Kalau dulu kaum penjajah
yang memecah belah bangsa Indonesia, bukan tidak mungkin persatuan dan kesatuan
yang selama ini kita bina terkoyak oleh ulah bangsa sendiri. Bahasa Indonesia
yang selama ini diakui sebagai bahasa persatuan rusak justru oleh perilaku
bangsa sendiri.
Jadi, perbedaan
organisasi dulu dengan yang sekarang karena dulu tidak terlalu mendapat area
luas untuk bereaksi atau dalam kata lain tidak diberikan hak sebebas mungkin
dikarenakan dihalangi oleh golongan orangtua. Sedangkan yang sekarang
organisasi lebih mengambil aksi nyata dalam pemerintahan.
Daftar Pusaka :
0 komentar: